HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Tanpa Sinergi Elemen Masyarakat Kota Magelang Tidak Akan Tumbuh dan Nerkembang, Itu Kata Sigit

 

Walikota Magelang Sigit Widyonindito saat memberikan sambutan.

Laporan: Ady Prasetyo Kabiro Kedu

MAGELANG,harian7.com – Tanpa adanya sinergi dengan seluruh elemen masyarakat, Kota Magelang tidak akan tumbuh dan berkembang. Seperti kita ketahui saat ini, Kemajuan kota yang memiliki luas sekitar 18,12 kilometer persegi ini terlihat dalam satu dasawarsa terakhir. Demikian disampaikan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito saat menghadiri Musyawarah Lokal (Muslok) XIV Tahun 2020 Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Kota Magelang, Minggu (6/9/2020).

Lebih lanjut Sigit mencontohkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Magelang yang selalu melampaui target.

“Penerimaan PBB di Kota Magelang selama lima sampai enam tahun capaiannya bukan 100 persen tapi 115-117 persen, jadi ketika mencanangkan PBB Maret-April tidak sampai akhir tahun lunas semuanya,” kata Sigit.

Baca Juga:  Hari Raya Idul Fitri, 23 Narapidana di Rutan Salatiga Dapat Remisi

Menurut Sigit, dari penerimaan PBB itu menunjukkan masyarakat Kota Magelang memiliki kesadaran dalam membangun kotanya. Sebab, uang yang dibayarkan akan kembali kepada masyarakat melalui berbagai fasilitas, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan sebagainya.

“Masyarakat mempunyai kesadaran dan berperan aktif membangun Kota Magelang. Uang pajak mereka kembali kepada mereka. Di Kota Magelang hampir tidak ada jalan yang berlobang, pelayanan kesehatan gratis, tidak usah PNS, tidak usah pegawai, tidak usah polisi, ora usah tentara, swasta pun gratis,” ungkap Sigit.

Baca Juga:  Horee..Warga yang Lahir 1 Juli Dapat Pelayanan SIM Kusus Dari Satlantas Polres Semarang

Salah satu kemajuan ini tidak lepas dari sinergi masyarakat, tidak terkecuali komunitas atau organisasi seperti Orari ini. Ia pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kontribusi pemikiran Orari yang disampaikan melalui udara (radio).

“Membangun Kota Magelang ini nggak gampang dan saya tidak bisa sendiri. Semua elemen masyakarat ikut di dalamnya, mengajak kebaikan, mengajak tertib, mengajak bersih. Saya dibantu oleh Orari melalui udara. Sehinga kota kita yang tadinya begitu sekarang Alhamdulillah kalau saya boleh mengklaim selama 10 tahun ini pergerakan cukup membanggakan,” imbuhnya.

Sigit menambahkan, pihaknya masih memiliki cita-cita menjadikan Kota Magelang sebagai simbol “Singapuranya Jawa Tengah”. Kota ini dianggap berpotensi, meskipun minim sumber daya alam, namun memiliki potensi destinasi wisata dunia yakni Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.

Baca Juga:  Inspirasi dari Kedopokan Temanggung: Sarno, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Ladang Gula Aren dan Kopi

Ketua Orari Daerah Jawa Tengah, Praharto menyampaikan, anggota Orari harus ikut bergerak dan terlibat melayani Indonesia dan daerah masing-masing. Ia meminta Orari lokal Magelang menjadi miniatur Orari Daerah Jawa Tengah yang sudah rukun.

“Saya mengharapkan hasil Muslok ini nanti dapat menggambarkan miniatur kebersamaan dengan semboyan Orari Daerah Jawa Tengah bersih, kemudian untuk Orari Lokal Magelang bisa mengikutinya,” tegasnya.

Ia berharap, ke depan dapat membekali Orari dengan aturan yang dibuat pemerintah dan aturan yang dibuat organisasi kepada semua anggota di tingkat lokal.(rls/hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!