Syphon Patah, Pasokan Air Ke Sawah Tersendat
CILACAP, Harian7.com – Patahnya konstruksi bangunan saluran air bawah sungai (syphon) yang mengalami degradasi permukaan dasar sungai Serayu mengakibatkan areal sawah di wilayah Kesugihan, Jerukelegi dan Cilacap kota mengalami keterlambatan tanam pada masa tanam II (MT-II).
Bangunan syphon BC 9f yang berlokasi di bawah dasar sungai Serayu yang patah itu berada di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan. Bangunan semacam gorong-gorong ini merupakan saluran distribusi air dari Bendung Gerak Serayu. Dari tiga syphon yang ada, dua rusak dan hanya satu yang berfungsi.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap, Saeful Hidayat melalui Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku, Darwoko ST MT mengatakan, syphon BC 9f di Desa Bulupayung itu untuk mengalirkan pasokan air dari Bendung Gerak Serayu ke areal sawah di Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi, dan Cilacap kota, termasuk sebagai sumber air baku untuk IPA Kesugihan milik PDAM Tirta Wijaya Cilacap.
“Namun karena mengalami kerusakan, sehingga pasokan air untuk areal pertanian jadi terhambat. Dari tiga siphon yang ada, yang berfungsi hanya satu. Sedangkan yang dua rusak karena mengalami degradasi permukaan dasar sungai,” jelas Darwoko, Senin (20/7/2020).
Menurut Darwoko, awal Maret tiba-tiba dari arah hilir, syphon yang di Bulupayung (awalnya di Maos) itu tiba-tiba ada 2 gorong-gorong yang balik lagi airnya. Penyebabnya, secara analisa patah. “Gorong-gorongnya kan ada 3. Patah 2 sehingga gorong-gorongnya balik,” ucapnya.
Sehingga yang 2 balik juga. Akhirnya air yang di daerah Bulupayung balik semua.
Setelah dianalisa, kemungkinan ada yang patah. Kemudian dua-duanya ditutup. Tapi setelah ditutup airnya tetap mengalir sehingga berkesimpulan bahwa yang tengah ada yang bocor dan patah. Karena syphon di bawah sungai.
Pembangunan syphon ada di dasar sungai sehingga waktu berjalan terjadi degradasi dasar. Bisa jadi oleh aktivitas penambangan, sehingga agak nggantung sedikit.
Terkait dengan itu, siphon ada 3. Sehari mengalirkan air sebanyak 6.000 liter per detik untuk 3 siphon. Karena sekarang yang 2 patah, tinggal sepertiganya, yaitu 2.000 liter per detik.
Karena di daerah Cilacap ini sekitar 5.500 liter per detik kebutuhan, termasuk untuk PDAM yang di Kesugihan, akhirnya di-full-kan. “Yang biasanya 2.000 sekarang menjadi 3.000. Biasanya 2/3 kini dimaksimalkan. Untuk PDAM dari 3.000, yang terpakai 500, 2.500 untuk pengairan,” ungkapnya.
Ditanya dampak, ia mengakui. “Justru itu kita full-kan. Kalau full itu beban bisa berat lagi. Jika yang bawah bolong bisa terjadi patah juga. Tindakan kita, ya karena kita bukan yang punya dan hanya pengelola, ya kita surati BBWS Serayu-Opak,” katanya.
Untuk masyarakat, dari kebutuhan 4.500 yang dikirimkan hanya 2,5 sehingga diberlakukan sistem gilir. Biasanya hilir dulu diairi.
“Masyarakat agar hemat air. Bagi petani, jika air kurang supaya mengaktifkan sumur pantek atau bergilir,” tegasnya.
Ia berharap, upaya perbaikan syphon BC 9f segera dilakukan agar irigasi yang memasok air pertanian tidak terganggu. “Ini dalam rangka mendukung ketahanan pangan, khususnya produksi beras nasional,” pungkasnya. (Rus)
Tinggalkan Balasan