Pemkot Salatiga Dorong Optimalisasi Pupuk Bersubsidi untuk Ketahanan Pangan di Tengah Kendala Cuaca
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menghadiri Forum Group Discussion (FGD) tentang Jaminan Ketersediaan Pupuk untuk Mendukung Ketahanan Pangan Kota Salatiga. Acara yang diselenggarakan di Jodhipati Hall, Kayu Arum Resort, pada Kamis (24/10/2024), ini digagas oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga sebagai upaya strategis dalam menjaga stabilitas pangan di wilayah tersebut.
Selain Yasip, acara ini juga menghadirkan Kapolres Salatiga dan Kepala Kejaksaan Kota Salatiga sebagai narasumber. Mereka bersama-sama membahas solusi terkait penyaluran pupuk subsidi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas para petani di Salatiga.
Menurut data Dispangtan, Kota Salatiga memiliki 154 Kelompok Tani, dengan 65 di antaranya menerima subsidi pupuk untuk mendukung 1.298 petani. Pemkot Salatiga telah mengeluarkan Keputusan Wali Kota Nomor 500.6/144/2024 yang mengatur Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di Kota Salatiga sebagai landasan hukum yang melindungi kepentingan para petani.
Namun, Yasip mengungkapkan bahwa penyerapan pupuk bersubsidi baru mencapai 60% dari alokasi yang tersedia. Kondisi ini dipengaruhi oleh curah hujan yang masih rendah, sehingga ketersediaan air untuk pertanian juga terbatas.
“Hujan masih jarang-jarang jadi penyerapan masih 60%. Semoga nanti penyerapannya dapat lebih optimal, yang berarti aktivitas dan produktivitas meningkat sehingga alokasi pupuk subsidi juga bisa lebih banyak,” ujar Yasip.
Yasip juga menekankan pentingnya Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) untuk memantau kebutuhan pupuk subsidi. Ia berharap distributor atau KPL (Kios Pupuk Lengkap) tetap menjaga ketersediaan pupuk untuk menjamin stok saat dibutuhkan oleh para petani. Yasip juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam penyaluran pupuk bersubsidi, karena statusnya sebagai barang dalam pengawasan.
Dalam penutupannya, Yasip mengajak para peserta FGD untuk berdiskusi terkait hambatan yang ada. “Silakan disampaikan keluhan atau hambatan di lapangan, sehingga ke depan kebijakan penyaluran dan pemanfaatan pupuk bersubsidi di Kota Salatiga dapat optimal. Hal ini penting untuk mendukung upaya menjaga ketahanan pangan di Kota Salatiga,” pungkasnya.
Dengan adanya FGD ini, diharapkan sinergi antarinstansi dapat semakin kuat dalam menjamin ketersediaan pupuk dan mendukung kesejahteraan para petani di Kota Salatiga.
Tinggalkan Balasan