Pelestarian Budaya melalui Ajang Merti Dusun, Itu Kata Kades Sraten
Kades Sraten Rochmad (Mengenakan baju jawa) saat mengikuti acara merti dusun. |
Ungaran,Harian7.com – Merti dusun (secara harfiah berarti bersih dusun) dinilai tidak hanya bertujuan menyampaikan rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan. Lebih dari itu, tradisi ini dinilai dapat mempererat tali silaturahmi dan juga memajukan seni tradisi yang hidup di tengah masyarakat.
Selasa malam (14/11/2017),di Aula Balai Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tampak sesak dipadati warga sekitar yang antusias mengikuti rangkaian acara Merti Dusun.
Semangat untuk menghidupkan tradisi ini sendiri, sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang . Di bawah kepemimpinan Kades Rochmad , kegiatan ini kemudian mulai diagendakan kembali untuk gelar setiap tahunnya. Menurut Rochmat, dengan menggelar acara Merti Dusun, di harapkan masyarakat desa kedepan dapat kembali menyadari hubungannya dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.
Acara tradisi Merti Dusun ini digelar sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan, atas limpahan berkah dan karunia-Nya yang telah diberikan, seperti limpahan rezeki berupa hasil panen, keselamatan, serta ketentraman dan keselarasan hidup dalam tatanan hidup bermasyarakat.
“Dalam acara ini di hadiri sekitar 500 orang mas, Dengan diiringi derasnya hujan, lantunan doa yang di bacakan oleh lima kyai dengan saling bergantian, terdengar trenyuh memecah derasnya hujan untuk memohon ridho dari Alllah SWT,”kata Rochmad kepada harian7.com.
Lebih lanjut Ia (Rochmad) menjelaskan, Dengan di adakannya Merti Dusun dengan harapan semoga negeri ini senantiasa aman, tentram dan kondusif.
“Acara ini juga sekaligus ngirim doa kepada warga saya yang sudah mendahului kita. Karena dalam 35 hari ini terhitung ada 14 orang meninggal,”ungkapnya.
Rochmad menambahkan, Tradisi yang sudah eksis sejak zaman Mataram Kuno dan kemudian Mataram Islam, dan terus eksis hingga sekarang ini, masyarakat kembali diajarkan untuk menghormati dan bersyukur kepada Tuhan atas kenikmatan yang diberikan.
“Kemudian juga hormat dan bakti kepada guru, orang tua, dan leluhur. Kemudian, terkait hubungan dengan semesta, kita diajarkan untuk menjaga alam sekitar untuk diselamatkan, agar memproduksi hal baik dan tradisi ini diwariskan kepada anak cucu,” tambahnya.
Dalam perayaannya, acara Merti Dusun ini selalu digelar setiap tahun. Dan pada konteks muatan perayaan bersih desa ini tak pernah lepas dari nilai filosofi tradisi Jawa.(M.Nur)
Tinggalkan Balasan