Pamit dari Jabatan, Yasip Khasani Titip Sejumlah PR untuk Salatiga
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Ruang Hall Kaloka, Gedung Setda Kota Salatiga, Rabu (19/2/2025) sore itu, dipenuhi wajah-wajah penuh hormat dan apresiasi. Dalam suasana hangat, Yasip Khasani, Penjabat (PJ) Wali Kota Salatiga, berbicara dengan nada reflektif. Masa jabatannya segera usai, dan ia ingin meninggalkan kota ini dengan sejumlah pesan penting.
Dana Segar dan Pembangunan Kota
Tak bisa dimungkiri, di bawah kepemimpinannya, Salatiga mendapatkan kucuran dana segar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Totalnya? Rp 32 miliar. Dari angka itu, Rp 5,4 miliar dialokasikan untuk pembangunan Taman Wisata Religi (TWR)—proyek yang diharapkan menjadi ikon baru kota kecil berhawa sejuk ini.
Di sektor infrastruktur, Yasip membawa kabar baik: exit tol Salatiga kemungkinan bisa dibuka tahun ini. Tapi ada catatan penting: Jalan Pattimura, yang menjadi akses utama, bakal semakin padat. Ia mengingatkan bahwa langkah antisipasi harus segera disiapkan agar arus lalu lintas tetap terkendali.
Proyek- Proyek yang Berjalan, Tertunda, dan PR Besar
Yasip juga mengulas proyek strategis yang sedang berjalan. Pasar Raya 2, misalnya, masih dalam tahap penyelesaian dengan keterlibatan grup ikon Sanur Bali dalam pengembangannya. PDAM juga sedang melakukan pembaruan jaringan untuk meningkatkan layanan air bersih bagi warga.
Namun, ada juga proyek yang masih menggantung. Pasar Jetis, misalnya, masih dalam tahap negosiasi antara keluarga investor lama dan calon investor baru. Sementara itu, Hotel Mercure belum bisa dibangun, dan ada 12 aset daerah yang masih dalam proses penyewaan. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah Gedung Pertemuan Daerah, yang sudah memiliki investor dengan potensi menyumbang 25 kali lipat lebih besar ke PAD dibandingkan pendapatan sebelumnya.
“Kita ingin aset daerah bisa produktif dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” ujar Yasip dengan penuh keyakinan.
Permintaan Maaf dan Harapan untuk Salatiga
Tak hanya bicara pencapaian, Yasip juga menyampaikan permohonan maaf atas beberapa hal yang belum tuntas. Salah satunya adalah status legal kawasan Sarirejo. Tanpa legalitas, pemerintah daerah tak bisa melakukan intervensi, termasuk dalam bidang kesehatan masyarakat.
Masalah peredaran minuman keras (miras) juga menjadi catatan penting. Yasip mengakui bahwa perlu pendekatan lebih komprehensif untuk menuntaskan persoalan ini. Baginya, dialog terbuka dengan semua pihak adalah kunci.
Isu lain yang masih menggantung adalah kandang peternakan anjing di wilayah Klaseman yang berada di tengah permukiman warga. Yasip berjanji bahwa upaya relokasi kandang akan segera dilakukan agar tak lagi mengganggu warga sekitar.
Menatap Masa Depan Salatiga
Di akhir acara, Yasip menyampaikan harapan besarnya untuk Salatiga. Ia percaya, kepemimpinan berikutnya akan mampu melanjutkan berbagai program yang telah dirintis, membawa Salatiga ke arah yang lebih baik.
Acara diskusi perpisahan ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin. Ada apresiasi, ada harapan, dan tentu saja, ada pekerjaan rumah yang harus segera dilanjutkan.
Salatiga, perjalananmu masih panjang!
Tinggalkan Balasan