Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg di Tenggaran Diserbu Warga
Ilustrasi. |
UNGARAN, harian7.com – Operasi Pasar (OP) gas eliji 3 Kg yang digelar di depan Kantor Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, dipenuhi warga yang membutuhkan gas elpiji tersebut. Padahal, sebelumnya warga tidak mengetahuinya karena tidak pernah ada sosialisasi kepada warga.
“Saya sendiri tahu ada operasi pasar khusus gas elpiji 3 Kg ini, saat akan ke kantor desa untuk melihat bangunan gedung yang sedang direhab. Dari sini, saya langsung memberitahu perangkat desa dan meneruskannya kepada masyarakat melalui masing-masing kepala dusun,” terang M Ichwan, Kades Tengaran, dilokasi operasi pasar, JUmat (8/12).
Beberapa warga mengaku sebelum ada operasi pasar elpiji ini, harga gas 3 Kg mencapai Rp 22.000 – Rp 25.000 di warung-warung. Namun, dalam operasi pasar ini harganya hanya 15.500 dan untuk dapat membeli harus menunjukkan KTP. Kurang lebih sepuluh hari ini, di wilayah Tengaran langka akan gas elpiji 3 Kg.Masing-masing orang hanya mendapatkan satu tabung gas elpiji.
“Harga gas elpiji 3 Kg, disini sejak sepuluh hari kemarin mencapai Rp 22.000-Rp 25.000. Meski naiknya harga sangat tinggi, namun masyarakat tetap membutuhan dan membelinya. Harapan kami, setelah operasi pasar ini, jangan sampai terulang akan langkanya gas elpiji ini. Pasalnya, masyarakat benar-benar membutuhkan,” terang Nuryanti (39) dan Solimah (43), keduanya warga Desa Tengaran kepada harian7.com, Jumat (8/12).
Hal senada dikatakan Samroji (52) bahwa sejak dua minggu ini, gas elpiji 3 Kg di Desa Tengarann benar-benar kesulitan mencarinya. Bahkan, jika memiliki sepeda motor dapat membelinya diluar Desa Tengaran ini. Jika sebelumnya harganya mencapai Rp 25.000, warga tetap membutuhkannya karena seja ada gas elpiji 3 Kg ini, warga jarang memasang menggunakan kayu.
“Harga Rp 25.000 meski dinilainya mahal, namun kami semua membutuhkannya. Yha mau tidak mau, tetap membelinya. Mahal tidak masalah, yang penting stoknya tersedia. Percuma harganya miring atau murah namun justru malah kesulitan membelinya, ini yang rugi masyarakat,” tandas Roji. (Heru)
Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tinggalkan Balasan