New Normal, Kesenian Kuda Lumping Kembali Menunjukkan Eksistensi
Pertunjukan kesenian Kuda Lumping Sejo Utama di Desa Ngrapah , Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.
Penulis : Reni Nur Afida
SEMARANG, harian7.com – Pandemi membatasi segala aktivitas sosial. Selama pandemi, pagelaran kesenian kuda lumping hampir tidak lagi ditemukan akibat larangan physical distancing dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada hari Minggu, 21 November 2021, nampaknya kesenian kuda lumping mulai menunjukkan eksistensinya kembali.
Memasuki new normal, kesenian kuda lumping Sejo Utomo yang berasal dari Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa kembali hadir setelah _vacuum_ selama pandemi. Hal ini dapat dilihat dalam laman sosial media grup facebooknya @new langen sejo utomo, dimana postingan terakhir mengenai pertunjukkan pada tahun 2020 lalu. Tidak heran, karena selama pandemi kegiatan yang berpotensi mengundang kerumunan dilarang, bahkan dibubarkan.
Jumlah penonton ramai, meskipun lokasi pertunjukkan dalam keadaan becek sehabis hujan. Akses menuju tempat pertunjukkan pun melalui pematang sawah dalam kondisi berlumpur. Walaupun begitu, tidak menyurutkan antusias penonton untuk melihat pertunjukkan kesenian yang sudah lama tidak diselenggarakan selama pandemi terhitung hampir dua tahun ini. Pertunjukkan tersebut bertempat di Dusun Setro, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Fitri (28) salah satu warga Dusun Setro mengatakan, “Pertunjukkan tersebut diselenggarakan dari siang hingga malam hari, bertempat di lapangan dekat persawahan Dusun Setro dalam rangka memeriahkan acara khitanan”.
Warga sekitar menyikapi dengan baik kesenian kuda lumping atau yang sering dikenal dengan nama reog yang sudah lama tidak ditanggap ini. Hari libur juga mendukung warga untuk beramai – ramai menonton pertunjukkan kuda lumping ini.
“Nonton karena sudah lama tidak ada pertunjukkan reog dan mumpung sedang libur,”ungkap salah satu pengunjung, Kartik (20) pada saat ditanyai alasan menonton reog pada hari Minggu tersebut.
Tidak ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menyebabkan warga berdesakan untuk melihat pertunjukkan seni kuda lumping. Riuhnya suasana pertunjukkan berhasil diabadikan oleh penulis. Dari suasana tersebut menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang tidak mengenakan masker. Rupanya antisipasi mengenai virus Covid-19 perlahan sudah mulai sirna, walau sebenarnya tetap perlu mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.
Pertunjukkan seni kuda lumping tersebut terbilang sukses dengan riuhnya penonton yang memadati area pertunjukkan, bahkan hingga malam hari. Diharapkan kesenian ini akan tetap eksis, baik di masa sekarang hingga mendatang, terlepas sempat hilang akibat pandemi. (*)
Tinggalkan Balasan