HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Masyarakat Kutowinangun Lor Gelar Tradisi `Nyadran` Jelang Ramadhan

Ungaran,harian7.com – Ratusan masyarakat di Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, menggelar tradisi nyadran di Makam  Pertiwi Suci Ngentak wilayah setempat, Minggu (13/05/2018) sore. Tradisi nyadran bermaksud untuk mendoakan para leluhur  menjelang bulan Ramadhan 1439 Hijriah.

“Upacara nyadran yang sudah menjadi tradisi dan warisan jelang bulan Ramadhan ini dilaksanakan untuk mengirim doa sebagai wujud bakti terhadap leluhur dan orang tua. Dan di RW kami kegiatan seperti ini sudah berjalan selama tuju kali,” kata Mulyono (56) Ketua RW 2 Kutowinangun Lor kepada harian7.com di sela-sela kegiatan.
                                       Video :

Baca Juga:  18 Orang Terduga Pelaku Pengeroyokan Yang Sebabkan 1 Orang Meninggal Dunia Diamankan Polisi

Menurut dia, tradisi kegiatan nyadran seperti ini sebenarnya tidak hanya diadakan di sini saja, namun di tempat lain juga mengadakan kegiatan serupa, karena kegiatan tradisi ini merupakan ajaran dari para wali, bahwa sebelum menghadapi bulan puasa umat muslim harus membersihkan hati dan diri.

Baca Juga:  Persiapan Musda VIII Di Solo PPM Kabupaten Semarang Kodim 0714/ Salatiga

“Jadi bukan hanya membersihkan hati antara hubungan kita dengan Tuhan, namun juga untuk hubungan kita dengan para leluhur dan orang tua yang sudah meninggal,” katanya.

Lebih lanjut Mulyono menyampaikan, tradisi nyadran ini selain berniat untuk kirim doa kepada para leluhur juga bertujuan untuk meningkatakan ketaqwa’an serta untuk menjalin kerukunan antar warga.

“Tradisi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerukunan warga, dan yang hadir pada acara ini juga dari berbagai agama,”terangnya.

Sementara itu menurut keterangan M Nur Hidayat salah satu warga mengatakan, dalam tradisi nyadran yang diikuti warga dari lima RW , yakni meliputi Karangduwet, Karangpete, Canden, Kalitaman dan Ngentak berkumpul di area makam. Setelah berkumpul di area  makam tersebut prosesi doa dilaksanakan dan setelah selesai makan bersama.

Baca Juga:  Hari Raya Idul Adha Masih Sebulan, Permintaan Sapi dan Kambing Mulai Ramai

“Saya  selalu mengikuti tradisi nyadran ini, karena selain menjaga tradisi yang sudah turun temurun, kegiatan ini juga untuk mendoakan leluhur dan orang tua. Acara ini di gelar setiap tahun jelang Ramadhan,”kata M Nur Hidayat.(M.Nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!