LPM Grip Cegah Radikalisme dan Terorisme Melalui Ngaji Jurnalistik Bersama FKPT Jawa Tengah
Penulis: Wahono | Kontributor Temanggung
![]() |
Para peserta mengikuti acara Ngaji Jurnalistik bertajuk Membangun Jurnalisme Damai di aula INISNU Temanggung. |
TEMANGGUNG, harian7.com – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Grip INISNU Temanggung bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar Ngaji Jurnalistik bertajuk Membangun Jurnalisme Damai pada, Sabtu (9/4/2021). Kegiatan yang bertempat di aula INISNU itu dihadiri lebih dari 116 peserta dari unsur mahasiswa dan umum di wilayah eks Karesidenan Kedu.
Pimpinan Umum LPM Grip, Novia Sari Melati, melaporkan bahwa menjadi seorang Jurnalis harus mampu menegakkan kebenaran sesuai ruang lingkupnya. Kebenaran tidak selalu ditegakkan dengan demonstrasi dan kekerasan.
“Karena itulah, kita belajar bersama terkait jurnalisme damai yang merupakan hasil kerjasama antara LPM Grip dengan FKPT Jawa Tengah,” ujarnya.
Dalam pemaparan materinya, Ketua Bidang Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Jateng, Hamidulloh Ibda mengatakan bahwa radikalisme terorisme kini disebar di berbagai platform digital.
“Kerja teroris di media digital itu mengerikan. Mereka menyebar virus radikalisme dan terorisme yang tiap hari dikonsumsi tanpa kita sadari,” tuturnya.
Pihaknya menegaskan, praktik jurnalisme damai atau peace jurnalisme menjadi sebuah solusi atas praktik jurnalisme yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme.
“Jurnalisme damai ini merupakan praktik jurnalistik yang mengacu pada perdamaian, kebhinekaan, dan jika di Indonesia ya tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Pjs Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Lokal Temanggung TV tersebut.
Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mengubah mindset masyarakat yang memandang bahwa seorang jurnalis adalah seseorang yang bar-bar, nekat, dan ‘terlalu’ pemberani. Selain itu, melalui jurnalisme damai, media digital akan dapat dikendalikan dengan cara yang smooth, mengingat maraknya kasus-kasus yang sebagian besar berasal dari media, khususnya kasus radikalisme dan terorisme yang pandai sekali dibalut oleh berbagai macam hal yang kita sebut sebagai ‘konten viral’.
Kegiatan diakhiri dengan buka bersama dan kuis asik terkait materi yang telah dipaparkan. (*)
Tinggalkan Balasan