HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Kopi Dan Salatiga, Titik Balik Wujudkan Salatiga Sebagai Kota Kopi Bukan Sekedar Kota Ngopi

Walikota Salatiga, Ketua DPRD Salatiga, Kapolres Salatiga saat menyeduh kopi di acara jelajah kopi Nusantara.(Foto: Fera/harian7.com)

Penulis: Fera Marita

SALTIGA,harian7.com – Sejumlah komunitas pecinta kopi di Salatiga menggelar acara bertajuk Jelajah Kopi Nusantara, De Koffiekoning Van Salatiga, di Benteng Hock Satlantas Polres Salatiga pada Selasa ( 23/3/21 ).

Acara yang diawali dengan mengeksplorasi kebun kopi milik kopi Bintang dan kebun kopi Salip Putih ini seakan menjadi de javu bahwasannya pada abad ke 16-17 Salatiga pernah mengalami masa kejayaan sebagai penghasil kopi.

Seperti yang diungkap Walikota Salatiga, Yulianto, kepada harian7.com bahwa Salatiga pernah menjadi gudang kopi nusantara.

Baca Juga:  Jaga Sinergitas, 38 Wartawan Pokja Kabupaten Semarang Ikuti Silaturrohmi yang Digelar Polres Semarang, Kapolres Sebut Pentingnya Peran Media dalam Menjaga Kondusifitas Wilayah

“Pada abad ke 16-17 pemerintah Belanda membudidayakan perkebunan kopi di Salatiga sehingga banyak sekali perkebunan kopi di Salatiga. Kondisi geografis Salatiga memang sangat cocok untuk  menanam kopi jenis robusta yang memang akan tumbuh baik di ketinggian kurang dari 1000mdpl. Selain  itu Salatiga juga berhawa sejuk sehingga sangat cocok untuk tanaman kopi, ” ungkap Yulianto.

Meski saat ini perkebunan kopi di Salatiga hanya tinggal beberapa saja namun Yulianto optimis bahwa kedepan pasar kopi di Salatiga akan mengalami peningkatan. 

“Kita masih memiliki SDM yang handal di bidang kopi. Kalau masalah bahan baku bisa diambil dari kota/kabupaten lain. Kita yang mengolah dan menggarapnya sehingga orang akan datang ke Salatiga terutama para pecinta kopi robusta,” imbuh Yulianto. 

Baca Juga:  BKPRMI Jateng Kecam Serangan Militer Israel Pada Palestina

Hal senada juga diungkapkan oleh ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak. Dance mengatakan bahwa kopi merupakan suatu industri yang bisa menjadi keunggulan kompetitif di Salatiga. 

“Kita sudah dibantu secara virtual, maka kopi ini harus dikemas secata terintegritasi. Jadi marketing kopi adalah marketing industri, ” ungkap Dance. 

Dance menambahkan bahwa acara-acara seperti ini bisa mendongkrak keberadaan kopi di Salatiga. 

“Acara ini kan bagian dari sosialisasi. Selanjutnya bagaimana nanti kita merumuskan kebijakan strateginya, managemennya. Karena ini sudah berhubungan dengan wisata. Jadi bukan lagi sekedar kulineran, minum kopi, tapi sudah berhubungan dengan ekonomi kreatif, ” pungkasnya. 

Baca Juga:  Perlancar Aktivitas Masyarakat, Pemdes Ketanggung Bangun Talut Penahan Tanah Jalan Antar Desa

Memang tidak dipungkiri bahwa Salatiga bisa menjadi kota kopi beberapa tahun kedepan mengingat saat ini pertumbuhan coffie shop di Salatiga sudah seperti cendawan di musim hujan. Kejayaan masa silam sebagai kota penghasil kopi masih bisa terwujud. Seperti yang diungkap ketua panitia, Widi Ari Nugroho

“Salatiga masih memiliki prospek untuk menjadi kota kopi bukan hanya kota ngopi, ” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!