HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Kompetisi Liga 1 Berlangsung, Komisaris PSIS Soroti Tindakan Online Abuse

Komisaris PSIS Semarang Junianto

SEMARANG, Harian7.com – Komisaris PSIS Semarang, Junianto menyoroti tindakan online abuse yang marak terjadi di tengah berjalannya kompetisi BRI Liga 1 2021/2022.

Online abuse atau kekerasan di dunia maya bisa menimpa siapapun di era digital termasuk PSIS yang saat ini dimiliki oleh Junianto.

Menurut pengusaha yang berdomisili di Surabaya ini, sebuah kritikan atau masukan saat PSIS tengah under perform memang hal yang cukup wajar mengingat itu merupakan sebuah gambaran rasa sayang dari fans.

Baca Juga:  Laga Persahabatan : Siwo PWI Jateng Kandaskan Laskar Ronggolawe 5-2

Namun Junianto menyoroti lontaran-lontaran yang kurang sedap dan terus dilakukan berulang-ulang.

“Saya sangat setuju kritik atau istilah jawanya maido karena itu dinamika suatu klub sepak bola sebagai checks and balance. Tapi kalau sampai keterlaluan dan bahkan mempengaruhi psikologi atlet atau pemain juga bisa dianggap sebagai sebuah kejahatan di dunia maya atau istilahnya online abuse. Dan itu saya sangat tidak setuju,” ujarnya, kepada harian7.com, Kamis (20/1).

Baca Juga:  Resmi, Manajemen PSIS Lepas Wallace Costa

Junianto mengatakan bahwa kejadian online abuse selama ini dibiarkan berulang dan dianggap sebagai sebuah hal yang cukup wajar. Namun seyogyanya Junianto juga meminta kepada warganet untuk dapat mengontrol kritikan atau komentar.

“Tindakan online abuse jangan sampai jadi hal yang diwajarkan. Apalagi kalau sampai terus menyerang personal pemain, official, atau siapa pun itu. Kritik atau maido dengan hal yang membangun. Support atau dukungan dari suporter itu sangat dibutuhkan oleh adek-adek pemain,” tegas Junianto.

Baca Juga:  Persiapan Porwanas, Tim Futsal Siwo PWI Jateng Gelar Uji Coba di Blora

Junianto juga mencotohkan sebelumnya ada beberapa atlet bulutangkis di Indonesia yang menjadi dampak online abuse karena performanya turun dan menyerang hingga bentuk tubuh sang atlet.

“Sebelumnya ada juga kan, atlet bulutangkis kita performanya turun dan warganet menyerang bentuk tubuh, menyerang melalui kata-kata tidak pantas kepada atlet. Itu hal yang tidak benar,” pungkasnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!