Kisah Kopling, Terpidana Kasus Pencurian Kini Temukan Cahaya di Rutan Salatiga
![]() |
Fernandy alias Kopling saat menghafal Alqur’an. |
Laporan: Bang Nur
SALATIGA,harian7.com – Malang melintang di dunia hitam, kini membuat Fernandy bertaubat. Warga Binaan Rutan Kelas II B Salatiga yang tersandung empat perkara pencurian dan penadahan dengan lama hukuman 5 Tahun 4 Bulan, kini mulai mengenal tuhan. Pada bulan Ramadan kali ini, hal sangat terasa berbeda dirasakan Fernandy.
Pria berperawakan mungil, lincah dan cekatan, tetapi bisa dibilang begitu sangat sadis saat masih berkeliaran bebas di luar sana, membeberkan perjalanan hidupnya kini.
Sesosok yang akrab disapa Kopling menceritakan hal-hal penting terkait perubahan hidupnya. Apalagi terkait dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Jauh dari kata taat dan sempurna dalam pelaksanaan ibadahnya. Alih-alih menjalankan perintah agama, justru sebaliknya.
Begitu masuk Rumah Tahanan Negara Salatiga atau yang ternama dengan istilah penjara, kehidupan Nandy sangat terbalik 180 derajat.
Dari sebelumnya tidak pernah menjalankan ibadah puasa , sholat hingga tidak bisa membaca Al Quran, tetapi dengan semangat pertaubatan yg dia miliki sekarang menjelma menjadi seorang yang taat beragama hingga pada Ramadan kali ini , Nandy bisa menulis Huruf Al Quran, menghafal 2 Juz dalam Al Quran dan terus berproses untuk menghafalnya sampai tuntas serta lebih taat beribadah.
Nandy yang sebelumnya benar-benar tertekan, terasingkan dan sangat membuat memtalnya down karena harus masuk penjara, akhirnya bisa merubah hidupnya menjadi sosok yang agamis dan menjadi inspirasi bagi Warga Binaan lain bahkan bagi Petugas.
“Selama kurang lebih 2 tahun menjalani pidana sampai hari ini, alhamdulillah saya sudah banyak berubah dan menjadi pribadi yang mengenal Tuhan,”ucapnya, Minggu, (17/4/2022).
Diungkapkan Kopling, kini istilahnya benar-benar dari 0, jauh dari perintah Agama, sekarang menjadi pribadi yang taat beribadah. “Apalagi selama menjalani puasa Ramadan di tahun 2022, saya dipercaya untuk menjadi ‘motor’ bagi teman-teman warga binaan dalam menjalankan ibadah di Bulan Ramadan ini,”ungkapnya.
Dari pelaksanaan ibadah puasanya, sholat, tadarus Al Quran hingga ikut membantu menyajikan makanan bagi warga binaan lain.
“Saya sangat bersyukur dan tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar hukum lagi, dengan masa lalunya yang sangat kelam, tetapi saat ini tidak ada kata terlambat untuk berubah dan menjadi pribadi yang taat agama serta setelah bebas nanti menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama,”pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan