HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Kisah Ardi, Atlet Segudang Prestasi Hingga Perjuangan Harumkan Nama Kota Salatiga

Foto dokumen.

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Berkat kegigihan dan tak patah semangat, atlet atletik jalan cepat, Ardirian Putra Papua (17) menjadi orang yang meraih kebahagiaan yang lengkap. 

Tidak hanya sukses mengharumkan nama Kota Salatiga, dengan  raihan beberapa juara di berbagai event/lomba. Kesemua kebahagiaan tersebut diraih dari perjalanan panjang, ujian bahkan cibiran yang menerpa dirinya.

Semangat keteguhan hati, menjadi modal baginya untuk membuktikan diri bahwa keraguannya tidak tepat. Jika termakan dengan keraguan pihak lain, maka tidak mungkin dirinya bisa meraih juara.

“Prestasi yang berhasil saya raih ya karena kerja keras dan rajin berlatih serta dukungan pelatih serta orang tua,”kata remaja yang akrab dipanggi Ardi, saat ditemui harian7.com, dirumahnya, Jalan Merpati No 11 B Klaseman RT 02 RW 09 Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, Minggu (9/7/2023) malam.

Atas capaian yang pernah diraih, Ardi bercerita dibalik perjuangannya. Mulanya ia mengaku tidak tertarik menjadi seorang atletik.

Mulanya yakni empat tahun yang lalu saat masih duduk dibangku SMP kelas 2 ia ikut kegiatan ekstrakurikuler (Eskul) bola basket.

“Saat itu saya melihat teman punya sepatu bola basket, sehingga berkeinginan memiliki sepatu basket. Dan sayapun membaca beberapa refrensi tentang sepatu bola basket,”ucapnya.

Setelah membaca beberapa refrensi lalu memberanikan diri meminta kepada papa untuk dibelikan sepatu bola basket.

“Saat saya meminta dibelikan sepatu basket, papa mengatakan jika sepatu basket itu mahal. Kamu daripada ikut basket mending ikut lari seperti adik kamu,”kata Ardi mengisahkan.

Karena terus dapat dorongan dari papa dan melihat adik bernama Friska Tirsa Omega sering meraih juara,  maka keinginan menjadi atlet atletik laripun tumbuh.

“Saat itu sering menemani dan melihat adik setiap pagi sering latihan. Terus sembari menunggu adik, saya  berbincang dengan pelatih. Oleh pelatih, diajak untuk ikut lari seperti adik. Singkat cerita kegiatan basket berhenti dan mencoba ikut menjadi atlet atletik lari. Pelatihpun selalu memotivasi agar saya ikut olahraga lari serta agar dibuat senang. Akhirnya sayapun sering latihan,”beber siswa SMAN 3 Salatiga yang saat ini duduk dibangku kelas 3.

Baca Juga:  Amankan Pilgub Jateng di Salatiga, Polres Salatiga Terjunkan 565 Personil

Oleh pelatih, waktu itu diberitahu jika akan ada lomba/event lari di Klaten dan  juaranya mendapat hadiah uang. Mendengar itu, langsung berniat untuk turut ikut dalam event tersebut.

“Sempat canggung, karena baru pertama kali ikut event lari. Waktu itu nekat saja dan ikut event lari mengelilingi Waduk Jombor Klaten bersama adik,”beber Ardi.

Dalam event tersebut hasilnya belum sesuai harapan karena gagal meraih juara. Namun tidak patah semangat dan terus berlatih. Ditambah melihat adik yang sering meraih juara. Itu selalu menjadi motivasi penyemangat. Ditambah dukungan dan suport dari papa.

“Semangat sayapun bertambah saat diberi tahu oleh pelatih bernama Lusia Cahyasari. Ia menyampaikan jika dua setengah bulan lagi, ada event lari 400 meter  Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) tingkat Kota Salatiga,”terang anak kedua Bripka Agus Sudarmanto anggota Polres Salatiga ini.

Mendengar itu, lanjut Ardi, ia terus rajin berlatih hingga akhirnya dalam event tersebut meraih juara 2 dan mendapat piagam penghargaan.

“Saya bangga dan senang meski meraih juara 2. Pelatih saya selalu memberikan movitasi dengan mengatakan tidak apa apa yang penting semangat berlatih agar nanti pada event selanjutnya bisa meraih juara 1,”terang Ardi.

Mengikuti event jalan cepat

Pada akhir tahun 2019, tiba tiba oleh pelatih ditawari untuk mengikuti event jalan cepat Kejuaraan Atletik Terbuka Bahurekso Cup di Kendal. 

“Meski itu hal baru, saat disuruh oleh pelatih untuk ikut langsung saya jawab ia.  Pelatihpun menyampaikan kalau jalan cepat mengenai teknik nanti diajari oleh senior,”kata Ardi.

Sejak memutuskan untuk ikut event itu, setiap hari rajin berlatih mengigat itu hal baru yang sebelumnya belum saya ketahui. Saat waktu pelaksanaan tiba, tanpa rasa ragu langsung ikut bertanding jalan cepat dengan dengan jarak tempuh 5 km.

“Karena itu hal baru dan belum punya banyak pengalaman, maka dalam lomba itu saya didiskualifikasi karena ada peraturan teknik jalan cepat yang benar,”bebernya dengan gamblang.

Ardi menambahkan, dalam pelaksanaan lomba  jalan cepat, setiap 100 meter ada wasitnya. Dan tugas  wasit mengawasi serta memberikan peringatan yaitu peringatan melayang dan lutut bengkok. 

Baca Juga:  Kapolda Jateng Jamin Tidak Ada Masyarakat Yang Main-Main Jadi Spekulan Soal BBM

Jika sudah tiga kali mendapat peringatan maka atlet dikurung 30 detik. Namun jika wasit memberi peringatan satu kali lagi langsung didiskualifikasi. 

“Saya kurang tiga putaran didiskualifikasi karena teknik jalannya salah,”katanya.

Awalnya malu ikut jalan cepat karena pinggulnya harus bergoyang

Ardi mengaku mulanya malu untuk ikut lomba jalan cepat karena saat jalan pinggulnya harus bergoyang.”Saya malu, karena saat jalan pinggulnya harus bergoyang. Namun karena tekat yang bulan rasa malu itu saya buang jauh jauh,”katanya.

Sempat kembali ke atlet lari karena bosan, namun seiring berjalannya waktu kurang lebih setengah tahun kembali ikut atlet jalan cepat. 

Pada bulan Mei 2021 Ardi mengikuti lomba kejuaran kelompok umur  di Banjarnegara. Dan dalam perlombaan itu berhasil meraih juara 2.

Selanjutnya pada bulan Desember 2021 mengikuti lomba jalan cepat Kejuaran Atletik terbuka Bahorekso Cup VIII Tahun 2021 dan kembali meraih juara 2.

Lalu pada bulan Februari 2022 mengikuti lomba kelompok umur terbuka di Pati dan berhasil menyabet juara pertama.

“Beberapa kali meraih juara saya merasa bangga. Terlebih dalam lomba tersebut saya mewakili Kota Salatiga. Pokoknya bangga sekali,”terangnya.

Ardi menambahkan,  pada bulan Maret 2022 ia mengikuti event  Jateng Open di Semarang, yang diikut atletik nasional. 

“Dalam lomba itu saya melawan senior atlet jalan cepat dari seluruh Indonesia. Namun belum meraih juara karena dalam event ini untuk seleksi SEA Games. Saya kalah dengan atlet senior. Kalah tidak apa apa musuhnya senior semua. Yang penting tetap semangat,”ungkapnya dengan tegas. 

Setelah itu, masih kata Ardi, mendapat informasi akan ada POPDA jalan cepat. Namun bersamaan itu ada juga event kejuaraan bola tangan.”Saya memilih ikut event bola tangan dan berhasil meraih juara 2 tingkat karesidenan Semarang,”bebernya lagi.

Selanjutnya pada akhir tahun 2022 ikut event bola tangan tingkat Jawa Tengah untuk  kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Meski persiapan untuk ikut bola tangan juga masih terus berlatih  jalan cepat. 

Baca Juga:  Minat Baca Meningkat, Walikota Depok Perintahkan ASN Sumbang Buku

“Kurang waktu seminggu, saya menyampaikan ke pelatih jika saya mantab mau mengikuti event bola tangan. Pelatih mengiyakan, karena mungkin itu bakal jadi peluang. Saat hari pelaksanaan pulang awal karena kalah,”tuturnya.

Ardi berifikir sebenarnya jika ikut kualifikasi Porprov di Pati bisa masuk karena jadwal bersamaan event bola tangan. Namun setelah gagal mengikuti kualifikasi,  memilih fokus ke atlet jalan cepat.

“Akhirnya ikut event lagi, yakni event Jalan cepat  Baorekso Tingkat Jateng 2022 pada bulan Oktober dan berhasil meraih juara 3,”paparnya dengan jelas.

Desember Tahun 2022 ikut event Student Athletics Championships (SAC) di Semarang dan kalah. Kemudian pada Februai 2023 ikut event jalan cepat 5 km POPDA Kota Salatiga meraih juara satu.

“Atas raihan itu saya tambah semangat. Pelatih menyampaikan kalau dalam event ini meraih juara 1 bakal lanjut ke tingkat provinsi,”ungkap Ardi.

Semangat pun terus berkobar dan pada bulan Juni  2023 kembali mengikuti lomba jalan cepat 5 km POPDA Jateng.  Dalam lomba itu berhasil meraih juara 2. 

“Sebenarnya target saya mendapat mendali emas. Dan saya optimis juara 1, tapi waktu pelaksanaan lomba kaki alami cidera. Tapi meski demikian tetap bersyukur,”tandas Ardi.

Tak ada kata menyerah, Ardi berlanjut ikut event Kejurnas Jalan Cepat di Solo. Namun kalah. Selang dua minggu setelah event tersebut berseri ikut kejuaran atletik jalan cepat 5 km kelompok umur di Pati dan meraih juara 2. 

“Saat mengikuti event di Pati ini sempat pesimis gara gara kaki masih cidera. Namun tetap mengikuti dan akhirnya dapat juara 2,”ucapnya.

Suka duka menjadi atlet

Dukanya menjadi atlet itu saat latihan. Karena harus berpanasan dan terus berlatih meski dalam keadaan cidera. Kadang saat hujan pun juga harus latihan. 

Sukanya, selain banyak teman juga bangga karena  bisa membawa nama baik Kota Salatiga serta bersyukur karena saat ini lolos masuk Pusat Pelatihan Olah Raga Pelajar Daerah (PPLOPD).(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!