Karya Kaligrafi Seorang Santri Asal Bener Dibeli Menteri, Saran dan Kritikan Diawal Menekuni Usaha Menjadi Motivasi
![]() |
Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si.,saat berkunjung ke tempat usaha kuningan Mujtaid Al Fatah, Tahun 2018 silam. |
Laporan: Bang Nur
UNGARAN,harian7.com – Belakangan ini, jagat maya kembali diguncangkan dengan sesosok nama santri pengusaha kerajinan kaligrafi. Bahkan kabarnya karya kaligrafinya diburu para pecintanya, baik dari kalangan masyarakat bawah hingga pejabat pusat.
Sosok nama yang beredar di media sosial dan menjadi viral tersebut yakni Mujtaid Al Fatah, warga Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Ditemui awak media di Showroom Al Barokah beralamatkan Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (26/7/2021), Mujtaid Al Fatah, menuturkan meskipun saat ini telah banyak pengrajin sejenis, namun ia tak merasa khawatir akan prospek usahanya. Bahkan diera pandemi seperti sekarang ini usahanya tetap berjalan meski omset turun.
“Alhamdulillah, ditengah badai Pandemi seperti sekarang ini usaha saya masih bisa jalan meski secara Omset turun drastis karena orang lebih mengutamakan kebutuhan pokok,” ungkap Fatah mengawali perbincangan dengan para awak media.
Diungkapkanya, pada awalnya ia hanya berjualan karya kaligrafi di akhir pekan saja. Namun setelah menikmati hasil penjualan yang positif, maka mulai serius dalam memproduksi kerajinan kaligrafi kuningan ini. Bahkan pada tahun 2018 lalu, Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja sempat memesan Kaligrafi dengan Ukuran besar
“Awalnya saya belajar dari industri usaha kuningan, mencoba produksi sendiri, ternyata tidak mudah yang seperti saya bayangkan. Tapi tetap saya coba terus,”terangnya.
Fatah menambahkan,agar karyanya dapat diterima pasar, ternyata tidak mudah. Masukan dan kritikan dari pembeli pun ditanggapi dengan senyuman. Selain itu harus menjadi perhatian dan berusaha memperbaiki kualitas produk yang lebih baik.
“Menanggapi itu, berbagai teknik dan inovasi saya coba dan terus bereksplorasi pada proses pembuatan kaligrafi. Hingga akhirnya saya menemukan teknik dan tulisan yang diminati oleh pembeli,”tambah Fatah.
Ia mengakui dipasaran hasil karyanya 50 persen harganya lebih murah, dibanding produk serupa. Meski demikian banyak masyarakat menilai kaligrafi garapan Fatah lebih halus dan penulisanya benar.
“Saya membuat usaha kaligrafi kuningan ini, semata mata tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga bagian dari syiar Islam, apalagi karyaanya banyak dikerjakan okeh Santrinya,”ungkap Fatah.
Sementara itu harga kaligrafi kuningan buatan Fatah dijual mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 4 juta tergantung beaar kecilnya barang serta tingkat kesulitan lembuatannya.(*)
Tinggalkan Balasan