HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Jaga Budaya Jawa, DPC Permadani Tengaran Gelar Purwa Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabdha, Begini Jelasnya?

Foto bersama disela acara.

Laporan: Bang Nur

UNGARAN,harian7.com – Permadani merupakan wujud ikhtiar menjaga budaya jawa yang semakin dilupakan akibat perkembangan budaya asing yang masuk dan berkembang di kehidupan sehari-hari.

Salah satunya  melalui kegiatan pawiyatan  Panatacara tuwin Pamedhar Sabda. Urgensinya, siswa yang mengikuti kegiatan  tak hanya terjebak sekedar hanya ingin menjadi Master of Ceremony (MC), pembicara, atau juru rias semata namun lebih luas dari itu.

Dengan tekat itu, DPC Permadani  Tengaran,  menyelenggarakan Purwa Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabdha Angkatan/Bregada ke 52, di aula Kecamatan Tengaran Selasa (5/7/2022) sore.

Sebagai informasi, sejak berdiri  4 Juni 1984 silam, kehadiran  Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) sudah mewisuda ribuan  siswa.  Sementara dikabupaten Semarang , yang sudah dikukuhkan  pada tahun 1991 yakni mewisuda lebih dari 1000 siswa. Mereka umumnya berasal dari wilayah Kabupaten Semarang, Salatiga dan sekitarnya.

 

Ketua Permadani Kabupaten Semarang Seno Wibowo, kepada wartawan mengatakan, jika saat ini animo masyarakat untuk belajar bahasa jawa meningkat, terlebih saat ini  ditengarai telah terjadi degradasi budaya daerah pada anak-anak, termasuk  kemampuan berbahasa Jawa.

Baca Juga:  Kisah Sritex: Air Mata 8.475 Buruh Usai PHK Massal

Kemerosotan ini akibat orang tua yang membiasakan anak berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. 

“Anak muda saat ini ada kemerosotan berpakaian dan berbahasa Jawa. Karena di rumah mereka  dibiasakan berbahasa selain bahasa daerah. Harapan kami agar masyarakat dalam keluarga tetap menggunakan bahasa Jawa,” ujar Seno saat  pembukaan  Purwa Pawiyatan Permadani Kabupaten Semarang cabang kecamatan Tengaran Bregada  52.

Seno berharap dengan adanya Permadani dikecamatan Tengaran bisa merubah mindset dan perilaku terhadap siswa pawiyatan akan budaya jawa.

“Dibukanya kelas ini juga bertujuan agar siswa  pawiyatan bisa berbahasa jawa dengan baik dan benar serta dapat mengajarkan budaya Jawa  dilingkunggannya, terutama  kepada  keluarga dekat,”harap Seno.

Dilain pihak Ia  memahami mengapa orang tua saat ini tidak menggunakan bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa lebih rumit daripada bahasa lainnya.

“Saya lihat anak yang lahir tahun 70-an kesini sudah gagap ketika ditanya wayang, bahasa ngoko dan krama inggil. Tidak jarang mereka kesulitan membedakan bahasa krama inggil dan ngoko,” ungkapnya.

Baca Juga:  Walikota Salatiga Yuliyanto : Almarhum Edy Sarwono “Negatif” Covid-19

Orang tua justru membiasakan menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Salah satu alasannya Karena dengan menguasai bahasa Inggris mereka mudah mendapatkan pekerjaan.

“Sebenarnya bahasa Jawa inikan bahasa ibu. Didalamnya ada filosofi budaya yang tinggi, bagaimana menghormati orang tua, menghormati sesama dan menghormati orang yang lebih tua. Sementara bahasa bahasa asing kita tidak mengerti filosofis didalam bahasa tersebut,” tambah  Seno.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Cabang Permadani Kecamatan Tengaran, Manto mengakui sejak dibentuk  tahun 2016 silam saat ini sudah ratusan  siswa yang bergabung atau sejak Angkatan ke 40.

“Alhamdulilah siswa Permadani Tengaran saat ini beranggotakan dari berbagai kecamatan, sementara untuk Angkatan ke 52 ini sudah terdaftar  40 siswa,  kedepan harapannya  bertambah lagi dan semakin berkembang,” ungkap Manto yang juga guru di SMP 2 Getasan ini.

Manto menambahkan  dengan adanya pawiyatan  Permadani kecamatan Tengaran semoga lulusannya nanti  bisa mengembangkan budaya jawa melalui siswa yang ada.

Baca Juga:  Sinergi Membangun Negeri: TMMD Sengkuyung III TA 2024 di Salatiga Resmi Ditutup

“Dalam pembelajaran nantinya akan ditempuh dalam  40 kali pertemuan selama 5 bulan, siswa akan diajarkan Panatacara dan Pamedhar Sabdha, siswa juga bisa mengenal tradisi adat budaya jawa sehingga kebudayan jawa bisa berkembang baik,” harap  Manto.

Camat Tengaran, Dewanto Leksono Widagdo mengatakan, pihak kecamatan menyambut baik atas dibukanya Permadani Angkatan ke 52 ini, dia berharap warga di Tengaran dapat bergabung untuk mendalami budaya jawa yang adhi luhung.

“Saya berharap warga Tengaran bisa memanfaatkan adanya Panatacara dan Pamedhar Sabda, terbukti sudah ribuan siswa yang telah lulus dan saat ini ilmunya bisa dipraktekkan dimasyarakat,” ujar Dewo.

Pantauan harian7.com, pada pembukaan  kelas Angkatan ke 52 ini sesama siswa sudah nampak akrab, mereka Sebagian besar adalah guru, perangkat desa serta tokoh agama dan pemuda juga ketua RT, dimana  dalam kehidupan sehari hari sering bersinggunggan  dengan kegiatan masyarakat yang  menggunakan Bahasa jawa.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!