HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Duka Dimasa Pandemi Covid 19, Pedagang Bubur Ayam Keliling Menjerit, Omset Turun Drastis

Sumarno penjual bubur ayam keliling.

Laporan: Iwan Setiawan | Kontributor Purbalingga

PURBALINGGA,harian7.com – Memasuki bulan Februari 2021 di tengah pandemi khususnya saat diberlakukan gerakan “Jateng di Rumah Saja”, dikeluhkan oleh beberapa pedagang makanan keliling yang masih dapat ditemukan di perumahan, pasar maupun melintas di jalan.

Memang sesuai Surat Edaran Bupati Nomor : 300/1225, mereka masih tetap diijinkan beroperasi, namun dibatasi waktunya hanya sampai pukul 11.00 wib. Para pedagang ini tetap  berupaya dan berharap agar dagangannya laku sehingga kebutuhan hidupnya dapat tercukupi walaupun beberapa penjual juga ada yang meliburkan total  dagangannya karena takut tidak ada pembeli yang datang. 

Baca Juga:  Pengajian Peringatan Muharrom 1444H/2022, Gus Muwafiq: Agama Jangan Jadi Alat Pencabik Persatuan

Sumarno (44) warga Desa Arenan RT 01/RW 10 merupakan salah satu pedagang bubur ayam keliling di daerah Purbalingga Kota yang tetap berdagang saat diberlakukan gerakan “Jateng di Rumah Saja”.  Saat berjualan ia mengaku tetap mengikuti anjuran pemerintah dengan menyediakan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan patuh bermasker. 

Pria yang bekerja sebagai pedagang ini telah berjualan bubur ayam keliling sejak tahun 2010. Sumarno mengungkapkan bahwa pendapatannya dari berjualan bubur ayam di tengah pandemi terjun bebas merosot drastis dari sebelum adanya pandemi. 

Baca Juga:  Transformasi Desa Menuju Emas, Wamen Desa dan FEB UKSW Memimpin Perubahan

“Pendapatannya ya berkurang drastis, kadang malah hanya laku beberapa porsi saja. Sekarang juga sepi tidak pernah ada pesanan, keliling juga belum tentu laku karena sekarang pada di rumah mungkin mereka masak sendiri, ” ujar Sumarno saat dikonfirmasi seputar pendapatannya, Minggu (7/2/2021).

Baca Juga:  Ribuan Buruh di Semarang Bagikan Bunga ke Polisi

Menurut Sumarno, saat ini laku 50% saja terpaksa harus rajin keliling  keluar masuk perumahan dengan asumsi ada anggaran ongkos BBM tambahan untuk operasional.

Sumarno mengatakan bahwa hal tersebut merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat orang jarang keluar untuk beli dagangannya.

“Terus terang kami jengah dengan situasi pamdemi ini, jualan sepi tetapi kebutuhan hidup terus meningkat, semoga pandemi ini segera berakhir agar kita dapat hidup normal kembali seperti dahulu lagi,” keluhnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!