HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Duh, Warga Keluhkan Hasil Pekerjaan Jalan Aspal di Tegalsari , Diduga Mutu Latasir Tidak Sesuai Spesifikasi Teknis

 

Hasil pelaksanaan pekerjaan jalan aspal di Tegalsari Bergas Lor. 

Laporan : Bang Harju

 Editor: Shodiq



UNGARAN|HARIAN7.COM – Hono, warga  yang mengaku sebagai tokoh masyarakat Bergas Lor mengeluhkan kualitas hasil pekerjaan pembangunan sarpras pengaspalan Jalan  Lingkungan Tegalsari RT. 01  & RT. 02 RW. dan Gg Menur Gembongan Bergas Lor, Kecamatan Bergas  Kabupaten Semarang. 

Menurutnya, hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Sempulur. dengan anggaran Rp. 176 juta untuk dua titik lokasi tersebut,  dinilai kurang maksimal dan mutu material latasir  diduga tidak sesuai spesifikesi teknis. 

” Latasir kelihatan putih itu menunjukkan campuran aspalnya kurang. Pemadatan kurang maksimal. Sehingga menghasilkan  volume ketebalan latasir kurang padat dan berongga. Hal tersebut juga terlihat dari permukaan yang tidak rata,” ucap Hono kepada harian7.com, Selasa(05/12/2023). 

“Pelaksanaan pekerjaan sudah satu bulan yang lalu.Saat itu saya beserta warga  selalu mengawasi proses pengerjaannya. Kami melihat aspal leburan cuman di awur – awur tipis. Plinkut (lapis perekat-red) juga asal dikasih. Kami kecewa dengan cara pelaksanaan kerjanya, ” imbuh Hono yang mewanti wanti kepada media agar tidak disebut nama lengkapnya. 

 

Lebih lanjut ia berharap instansi terkait untuk melakukan pengecekan lebih detai dan teliti. Agar anggaran dengan pelaksanaan sesuai dengan apa yang direncanakan. 

Baca Juga:  Gerakan Progam Kumham Peduli, Kepala Kemenkumham Jawa Tengah Yuspahruddin Gelorakan Semangat Berbagi

“Terkait mutu shand Sheet kalau perlu di labkan. Cek dengan teliti dan detail setiap titik. Kami melihat banyak titik ketebalan yang kurang dari 1,5 cm mas. Kami berharap anggaran pembangunan untuk laksanakan semua,” pungkasnya. 

 

Hal yang sama disampaikan SR, warga lainnya. Ia mengatakan bahwa dampak dari jumlah pasing pemadatan yang kurang maksimal, menyebabkan permukaan  tidak rata dan gembung. 

 

“Kami hampir setiap hari melintasi jalan itu, karena pekerjaanya tidak sesuai harapan dan terkesan asal-asalan dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan dana yang dianggarkan. Sisi pinggir kanan kiri kelihatan gembung, berongga dan tidak rata itu menunjukkan pemadatan kurang. Kalau bener pemadatan maksimal itu satu cm saja tidak ada,” katanya. 

 

Papan nama proyek pembangunan sarpras jalan aspal 

Sementara itu, Susanto, selaku pelaksana proyek dari CV.Sempulur  membatah kalau pekerjaannya asal-asalan.Dia berdalih bahwa  dalam pelaksanaan sudah mengikuti standart dan metode teknis pelaksanaan. 

” Kalau saya sendiri menilai itu sudah bagus ya, memang sudah standart teknis. Apalagi kami dalam pelaksanaannya sudah sesuai SOP. Untuk pelaksanaan dan  hasil PHOnya juga sudah diperiksa oleh tim teknis maupun PPK sendiri dari DPU Kabupaten Semarang,” jelasnya. 

Baca Juga:  Kolonel Inf Slamet Wiyono Jabat Kepuskop Kartika Diponegoro

 

” Untuk pekerjaan di tegalsari ini. BQ atau RAB dan gambar yang kami terima  sudah kami terapkan dalam pelaksanaan ketebalan sesuai yakni 1,5 cm. Untuk mutu latasir juga sudah memenuhi syarat. Kami ambil dari Multicons,” urainya dengan gamblang. 

Terpisah Direktur Indonesia Corruption Investigation (ICI) Jateng melalui anggota Devisi Investigasi dan Monitoring Bidang Konstruksi, M Ariyanto mengatakan bahwa tidak jarang lapis perkerasan aspal yang ada di jalan sering kali cepat rusak yang menyebabkan pengguna jalan tidak nyaman. Kerusakan pada aspal sering kali dikaitkan dengan faktor kualitas bahannya.Terhadap hasil kualitas jalan. Hendaknya pengawas mempunyai engineering feeling yang kuat dan mampu melihat kualitas aspal jalan secara visual. 

 

“Pada dasarnya semua metode dan komposisi sudah diatur dalam Job Mix Formula. Pelaksanaan di lapangan harusnya mengikuti apa yang ada dalam JMF. Selain itu peranan penting pengawas lapangan  juga berpengaruh terhadap hasil kualitas jalan. Untuk pengaspalan jalan di Tegalsari Bergas Lor mungkin beda,” ucapnya saat ditemui harian7.com di Kantor ICI,Jalan Pemuda Komplek Pasar Pabelan Lantai 2 Kabupaten Semarang, Selasa( 05/12/2023) malam. 

 

Ditambahkan, penyebab kerusakan aspal sering dikaitkan dengan kualitas bahan aspal yang tidak sesuai dengan syarat dan spesifikasi. 

Baca Juga:  Kapolres Batang, Kunjungi Dusun Terpencil Bagikan Sembako

 

Namun pada kenyataannya memang ada benarnya juga. Tidak heran jika sekarang ini banyak jalan yang cepat sekali rusak. Dalam hal ini semua pihak harus bertanggung jawab terhadap pelaksana pekerjaan jalan. Tidak hanya pelaksana saja melainkan stakeholder lain juga bertanggung jawab seperti pengawas, OPD dari tingkat PPK sampai dengan tingkat Kepala Dinas. 

 

“Oleh karena itu saat ini pelaksanaan pekerjaan jalan harus diserahkan kepada kontraktor-kontraktor/pelaksana yang bonafit,” tegasnya. 

 

“Ada beberapa faktor penyebab kerusakan lapis perkerasan aspal pada jalan:

1. Kadar aspal tidak sesuai Job Mix Formula;

2. Suhu penghamparan aspal di lapangan tidak sesuai spesifikasi;

3. LPA dan LPB belum keras tetap dipaksakan dilakukan pengaspalan;

4. Aggregat aspal di atas tanah timbunan yang belum padat;

5.Jumlah passing pemadatan kurang;

6. Komposisi abu batu.Masih banyak hal penyebab kerusakan jalan aspal. Beberapa point di atas adalah faktor penyebab kerusakan aspal yang sering terjadi,” urainya dengan gamblang. 

” Kusus untuk pekerjaan aspal di tegalsari, jika nantinya hasil investigasi tim ICI diketemukan kesengajaan dalam mengurangi mutu kualitas dan volume.Maka kami akan mengambil langkah hukum, yakni akan melaporkan ke APIP dan Aparat Penegak Hukum,”pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!