HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Daerah Rawan Pangan, Desa Boto Diusulkan Jadi Desa Pertanian Keluarga

Foto Ist

UNGARAN,harian7.com – Desa Boto Kecamatan Bancak diusulkan ke Kementerian Pertanian RI untuk dijadikan lokasi program desa pertanian keluarga. Sebab, Desa Boto merupakan daerah rawan pangan yang membutuhkan stimulan untuk bisa mandiri.

Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Dwi Kuspriyati menyampaikan, program desa pertanian keluarga merupakan program khusus untuk desa rawan pangan sesuai peta ketahanan dan kerawanan pangan (Food security and vulnerability atlas/FSVA) Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI.

Baca Juga:  Bawaslu DIY Temukan Indikasi Politik Uang di Pilbup Sleman, Empat Laporan Masuk pada Hari Pencoblosan

Pemilihan Desa Boto, mengingat program desa mandiri pangan (Demapan) yang sebelumnya berjalan dinilai berhasil. Pencapaian itu karena kerja keras dan kesungguhan para anggota kelompok tani peserta program. Bantuan 30 ekor ternak kambing dari Kementan telah berkembang dan berdampak baik bagi kesejahteraan warga.

“Tahun ini sudah kami usulkan program Desa Pertanian Keluarga di Desa Boto. Selanjutnya menunggu verifikasi dan persetujuan dari Kementerian Pertanian,” terangnya di sela-sela acara penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah di aula Kantor Desa Boto, Bancak, Jumat (13/11/2020).

Baca Juga:  KOTI AM Camp Raih 2 Medali Emas dan 1 Perak Dalam Event Tarung Bebas

Disampaikan, Kementan RI akan memberikan dana stimulan jika usulan disetujui. Kelompok tani terpilih dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan pertanian terpadu.

“Jadi para anggota dapat menanam padi, tanaman keras dan beternak untuk meningkatkan ketahanan pangan,” katanya lagi.

Ditambahkan, di Jawa Tengah, lanjutnya, ada dua desa di Magelang dan Purworejo yang menjadi lokasi program desa pertanian keluarga.

Kepala Desa Boto Sjaichul Hadi mengakui, desa yang dipimpinnya termasuk rawan pangan. Dari tujuh dusun yang ada, hanya ada satu yang memiliki akses baik di pusat pemerintahan desa. Selain itu, sebagian besar warganya mengandalkan pertanian tadah hujan.

Baca Juga:  Tengah Gelar Pembacaan Putusan Perkara Notaris

“Kami sudah kumpulkan kelompok tani untuk bersiap menjadi desa pertanian keluarga itu,” tegasnya.

Terkait bantuan cadangan pangan, pihaknya telah mengusulkan 98 keluarga penerima manfaat (KPM).

Selain itu Pemdes Boto juga sudah mengusulkan bantuan tanaman hortikultura dan ternak kambing ke Dispertanikap Kabupaten Semarang.

“Kami berharap bisa keluar dari zona merah di peta kerawanan pangan,” pungkasnya.(Rie/hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!