HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Candi Gedong 9 Di Jamas, Komunitas Adat Gedong 9 Gelar Ritual Pengambilan Air Suci

Penulis
:  Fera

Doc. Foto
: Vitri


SEMARANG, Harian7.com

Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang akan menggelar festival Candi Gedong 9 pada
Rabu (11/11/2020) mendatang. Acara tersebut akan dimeriahkan oleh beberapa Sendra
Tari dengan puncak acara pembersihan atau lebih dikenal dengan penjamasan Candi
Gedong 9 yang nantinya akan dilakukan di komplek Candi Gedong 1.

Sebelum acara penjamasan
dilakukan, masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Adat Gedong 9 yang lebih
dikenal sebagai pemangku Adat Gedong 9 melakukan ritual pengambilan mata air
pada Senin (09/11/2020).

Ada tiga mata air di tiga
Kecamatan berbeda yang diambil guna melakukan ritual penjamasan Candi Gedong 9,
Rabu mendatang. Kali Condong di wilayah Kecamatan Jambu adalah mata air pertama
yang akan diambil, dilanjutkan dengan Sendang Kamulyan di wilayah Kecamatan
Sumowono dan yang terakhir adalah Sendang Kali Pawon yang berada di wilayah Kecamatan
Bandungan.

Baca Juga:  Gelar Audiensi, Warga Desa Lamuk Protes dan Minta Aktivitas Galian Di Sungai Kacangan Ditutup

Menurut Ki Jagad
Pamungkas, pendiri Komunitas Adat Budaya Nuswantoro saat ditemui harian7.com
disela-sela acara pengambilan air di Sendang Kamulyan menuturkan bahwa ketiga
mata air ini sengaja dipilih bukan tanpa sebab.

“Tiga mata air ini
dipilih karena magnetiknya, atau dalam istilah religius karena memiliki
gelombang magnetik atau gelombang energi yang masih murni dan kuat, sehingga
cocok untuk penjamasan Candi Gedong 9. Sedangkan energi yang paling besar
adalah yang ada di Sendang Kamulyan ini,” papar Ki Jagad Pamungkas.

Senada dengan Ki Jagad,
Anak Anung Sambara, Kepala Desa Kebun Agung 
menjelaskan bahwa ketiga sendang tersebut berada di tiga wilayah yang
merupakan daerah penyangga Candi Gedong 9. 

Baca Juga:  Diduga Depresi Akibat Empat Tahun Ditingal Suami, Ngatmi Memilih Mengakhiri Hidup di Kandang Kambing

“Ketiga Sendang
tersebut mewakili letak Candi Gedong 9 yang diampu oleh tiga Kecamatan dengan Adat
Budaya yang serupa. Sejak dulu air di Sendang Kamulyan ini memang disakralkan.
Warga di sini menyebutnya ‘Tuk Sewu’ (seribu mata air, red). Dan memang sudah
melegenda sejak jaman nenek moyang sebagai sumber penghidupan yang airnya tidak
pernah surut,” ungkap Anung.

Sementara itu, Supoyo
salah seorang pemangku Adat Gedong 9 mengungkapkan bahwa festival Candi Gedong
9 ini merupakan titik tolak ritual yang ada di kompleks Candi Gedong 9.

“Sejak dulu wilayah
Jagoan yang ada mata air Sendang Kamulyan ini selalu melakukan event-event
kebudayaan yang besar tapi tidak pernah terekspos dan tidak pernah masuk dalam
kalender event pariwisata Kabupaten Semarang. Karena itu, kita berharap
digelarnya festival Candi Gedong 9 ini bisa berkembang menjadi festival Internasional
Candi Gedong 9, sehingga Gedong 9 ini bisa menjadi sentra budaya, spiritual dan
pariwisata di Indonesia,” ungkap Supoyo.

Baca Juga:  Ciptakan Suasana Kondusif Di Cilacap Jelang Pilkades, Pileg Serta Pilpres 2019

Hal ini pula yang diamini
oleh Edy, pemangku Adat Jambu.

“Kita sebagai
pemangku adat bertugas untuk mempersatukan masyarakat yang menggemari kebudayaan
khususnya adat budaya Jawa, sehingga dengan digelarnya acara semacam ini kami
bisa memperkenalkan adat dan budaya Jawa ini pada generasi muda saat ini,”
tandas Edy.

Acara ritual pengambilan
air suci diakhiri dengan penyimpanan air suci tersebut di rumah dinas pariwisata
yang terletak di komplek Candi Gedong 9.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!