HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Awal Puasa Tahun 2023 Sama, Namun Lebaran Berbeda, Ini Penjelasan Direktur PUSIFA

Direktur Pusat Studi Ilmu Falak Indonesia (PUSIFA) M Rifa Jamaludin SHI MSI.

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Walaupun keseragaman puasa dan lebaran selalu didambakan umat Islam di Indonesia, tampaknya tahun ini akan berbeda lagi, khusunya untuk Idul Fitri 1444 H /2023 M.

Hal ini dapat dirasakan setelah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada, Senin 6 Februari 2023 resmi menetapkan 1 Ramadan 144 H pada Kamis, 23 Maret 2023, dan 1 Syawal 1444 H pada Jumat, 21 April 2023.

Demikian diungkapkan Direktur Pusat Studi Ilmu Falak Indonesia (PUSIFA) M Rifa Jamaludin SHI MSI saat ditemui harian7.com, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga:  Apes, Berniat Tagih Angsuran Petugas Koperasi Dipukul Keluarga Nasabah

Rifa menjelaskan, penetapan ini jelas akan berbeda dengan pemerintah. Pasalnya meskipun pemerintah menunggu sidang isbat, seharusnya akan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebagai kriterianya.

“Keriteria Visibilitas Hilal atau Imkan Rukyat berdasar kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) pada Tahun 2019 dan sudah diberlakukan di Indonesia sejak Ramadhan 1443 H/Mei 2022 yaitu dimana ketinggian bulan 3 derajat dan elongasi 6.4 derajat telah terpenuhi untuk tgl 29 syaban tahun ini (Sehingga awal Ramadhan terjadi pada hari Kamis Pon bertepatan pada tanggal 23 Maret 2023), dan keriteria awal belum terpenuhi untuk tanggal 29 Ramadahan sehingga akan digenapkan menjadi 30 Ramadhan (Sehingga awal Syawal akan terjadi pada hari Sabtu Pon bertepatan dengan tanggal 22 April 2023),”jelas M Rifa.

Baca Juga:  “LPJU Unik”, Meski Ambruk Tetap Menyala dan Tidak Ada Perbaikan

M Rifa menambahkan, adapun data hilal di Indonesia untuk awal Ramadhan adalah antara terendah di 6.7 derajat dengan elongasi 8.37 derajat sampai yang tertinggi 8.7 derajat dengan elongasi 10 derajat, sehingga sudah memenuhi kreteria MABIMS.

Baca Juga:  Ditinggal Umroh, Rumah Pensiunan TNI Disatroni Maling

Sedangkan data hilal di Indonesia untuk awal Syawal adalah antara terendah di 0.8 derajat dengan elongasi 2.25 derajat sampai yang tertinggi 2.65 derajat dengan elongasi 4 derajat, sehingga belum masuk keriteria MABIMS. Adapun untuk Ormas NU menunggu hasil Rukyatul Hilal.

“Walaupun demikian, Mudah-mudahan perbedaan ini akan tetap menjadikan Rahmat bagi Indonesia, dan tetap saling menghormati serta saling menghargai diantara kita,”harap M Rifa.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!