Air Sering Tak Mengalir, Pelanggan PDAM Banjarnegara Akan Gelar Curhat Masal ‘Nguda Rasa’
Ilustrasi, Pelanggan PDAM Banjarnegara sering mengeluh karena airnya tak lancar |
Laporan: Iwan Setiawan
BANJARNEGARA, harian7.com – Sering komplain karena air sering tidak mengalir, Paguyuban pelanggan PDAM Kabupaten Banjarnegara berencana menggelar ‘Nguda Rasa’ atau curhat secara terbuka kepada manajemen PDAM, DPRD hingga PJ Bupati Banjarnegara pada Rabu (11/10/2023).
Koordinator aksi curhat masal pelanggan PDAM, Trihar mengatakan, keluhan pelanggan air PDAM Banjarnegara sudah berkali-kali disampaikan dan namun belum ada perubahan sama sekali.
“Akibat sering tidak mengalir, banyak pelanggan PDAM yang terpaksa membeli air untuk mencukupi kebutuhan. Bahkan, sering juga meminta bantuan droping air bersih kebanyak pihak,” ungkapnya.
“Aneh lagi, ada info jika yang bermasalah hanya pelanggan PDAM wilayah kota Banjarnegara. Kecamatan lain infonya lancar-lancar saja,” ujarnya.
Aksi curhat ‘ngudha rasa’ tersebut, kata dia, akan dilakukan bersama dengan relawan pemerhati sosial masyarakat dengan lokasi penyampaian curhat diawal di depan kantor PDAM kemudian dilanjutkan menyampaikan curhat kepada wakil rakyat di DPRD Banjarnegara dan berakhir dengan menyampaika curhat kepada PJ Bupati Banjarnegara.
Sementara Direktur PDAM Banjarnegara, Bahar Ibnu mengatakan, kondisi debit air di sejumlah sumber air PDAM Banjarnegara saat ini makin memprihatinkan akibat kekeringan yang diperparah akibat adanya El Nino.
” Penurunan debit air saat ini sudah mencapai 70 persen. Di sumber Kesenet, saat ini terpantau sekitar 14 liter per detik. Dari kondisi normal 40 liter per detik. Dampaknya ke wilayah pelayanan di kota dan sekitarnya,” katanya.
Dikatakan Bahar Ibnu, ada satu sumber air di Kecamatan Susukan yang kondisinya saat ini sudah tidak produksi lagi. Untuk pelayanan di wilayah tersebut, dialirkan melalui pompa dari sumber Sungai Serayu yang ada di Kecamatan Klampok. Begitu pula sumber air baku Kali Ori, kondisinya sudah surut sejak beberapa bulan terakhir sehingga tidak bisa berproduksi dan berdampak pada pelayanan wilayah kota. Hal ini disebabkan karena menggunakan sistem loop dengan sistem Sigaluh yang saat ini menjadi penopang utama.
“Kami sudah melakukan pergiliran distribusi air ke pelanggan dengan sistem zonasi. Sistem tersebut untuk memudahkan PDAM dalam melakukan pemantauan pengaliran sesuai target dan waktu pelaksanaan aliran air ke pelanggan. Selain itu juga melakukan pengiriman air bersih kepada pelanggan yang terdampak setiap harinya, melalui tiga unit armada tangki air,” katanya.
Kondisi kekeringan, kata dia, juga sudah dilaporkan ke pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR termasuk mengusulkan sejumlah bantuan terkait penanganan kekeringan, baik secara jangka pendek dan panjang.
“Kami usulkan untuk perbaikan sistem eksisting di wilayah sumber air di beberapa titik. Seperti di Sigaluh, Susukan dan Punggelan,” katanya.
Dan secara jangka panjang, pihaknya saat ini juga tengah mempersiapkan kebutuhan untuk rencana pembangunan sumber air baku di Desa Paweden, Kecamatan Karangkobar.
“Saat ini masih dilakukan perencanaan teknis oleh tim Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Direncanakan dibangun tahun depan, mohon doa dan dukungannya,” pungkasnya.***
Tinggalkan Balasan