Gejolak Pedagang di Balik Relokasi Pasar Weleri
Pedagang Relokasi yang tergabung di Aliansi sedang mengadakan Audiensi Kepada Pihak terkait, Rabu 30/03/22.
KENDAL, harian7.com. Terbakarnya pasar weleri beberapa tahun lalu, kemudian diikuti dengan pemindahan para pedagang ke tempat baru, diterminal bahurekso Kendal masih terus menyisakan gejolak diantara para pedagang itu sendiri.
Berbagai alasan dikemukakan oleh mereka kepada Pemda Kendal, diantaranya adalah, lambannya penanganan relokasi sehingga mengakibatkan para pedagang sudah terlanjur menyebar dibeberapa tempat, sehingga tidak menyatu, kemudian lokasi relokasi yang tidak strategis karena berada di jalur cepat serta jauh dari tempat Pasar induk yang kobong, sehingga para pembeli takut dan enggan datang.
Akibat sepinya pengunjung dalam kesehariaanya, maka munculah gejolak diantara mereka sendiri.
Seperti yang terjadi pada hari Rabu, 30/03/22, pedagang pasar yang tergabung dalam aliansi pedagang pasar weleri asli melakukan audiensi kepada Pemda Kendal guna menyampaikan keinginan mereka untuk pindah dari relokasi ketempat semula.
Kedatangan mereka disambut oleh Camat Weleri, Dishub, Satpol PP, Disperindag, Kasat Intel dan Kasat Binmas Polres Kendal.
Ketua aliansi, Ahmad Zamzuri kepada harian7.com, mengatakan bahwa keinginan pindah tersebut didasari oleh sepinya pengunjung, tiap hari kami para pedagang justru tombok untuk mengcover kebutuhan sehari-hari disini.
“Tuntutan pedagang yang tergabung di Aliansi hanya satu, yaitu diperbolehkan kembali berjualan disekitar lokasi kebakaran, bahkan kami telah melakukan bersih-bersih ditempat yang akan kami tempati,” terang zamzuri.
“Namun dari hasil pertemuan tadi Pemkab belum memberikan keputusan tegas, terkait dengan permintaan kami,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Weleri, Marwoto membenarkan pertemuannya dengan pedagang yang tergabung di aliansi pasar weleri, pihaknya menyambut baik keluhan dari para pedagang pasar Weleri.
“Setelah mendapatkan keluhan dan permintaan dari para pedangan pasar Weleri yang tergabung dalam Aliansi pihakanya akan melanjutkan aduannya itu ke Dinas terkait,” terang Marwoto.
Terpisah, Bu Atik salah satu pedagang menyampaikan alasanya minta pindah.
“Disini sepi banget mas, para pembeli tidak mau datang kemari, selain disini tidak komplit, mereka takut datang, karena tempat ini ada dijalur cepat, kami nggak dapat uang mas, makanya kami mau minta pindah ke pasar kobong lagi,” jelasnya dengan haru.
“Padahal kios-kios ini hampir sebagian besar adalah dibangun oleh koprasi, tiap hari kami harus setor, terus uang dari mana, untuk makan sehari-hari saja nggak cukup,” terang pedagang lainnya menimpali.(*)
Tinggalkan Balasan